Rencana Pembelajaran Multiple Intelligences
Penyusunan Rencana Pembelajaran dilakukan pada tahap
persiapan pembelajaran. Dalam Husen dan Rahman
(1997:3) istilah Rencana Pembelajaran dijabarkan dengan istilah Perencanaan
Pembelajaran. Menurut Husen, perencanaan
adalah suatu proses penyusunan serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada
masa yang akan datang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
pembelajaran bermakna suatu proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Jadi, perencanaan pembelajaran
berarti suatu proses penyusunan serangkaian kegiatan untuk menjadikan orang
atau makhluk hidup belajar (Husen, Akhlan dan Rahman,1997:3).
Istilah Rencana Pembelajaran (Renpel) sering dibedakan
maknanya dengan istilah silabus, ataupun Satuan Pembelajaran (Satpel). Pengertian silabus dalam ‘Pedoman Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian KBK’ adalah susunan teratur materi
pembelajaran mata pelajaran tertentu pada kelas atau semester tertentu
(2003:30). Satuan Pelajaran (Satpel)
adalah istilah untuk Rencana Pembelajaran pada Kurikulum 1994 dan kurikulum sebelumnya. Jadi, sebenarnya ketiga istilah di atas
memiliki makna yang sama untuk silabus pada KBK. Hanya saja perlu ditambahkan untuk berapa
kali pertemuankah silabus ataupun Renpel tersebut.
Penelitian ini menggunakan istilah Rencana Pembelajaran
untuk menghilangkan pengaburan persepsi dengan silabus.
Selain
itu, pada tataran guru-guru sekolah, istilah Rencana Pembelajaran lebih banyak
digunakan. Alasan lain pemilihan istilah
Renpel karena Rencana Pembelajaran dalam penelitian ini ini dikhususkan untuk setiap satu kali
pertemuan.
Dalam penyusunan
Rencana Pembelajaran multiple intelligences ditetapkan sebuah istilah
Rencana Pembelajaran yang bersifat tematis.
Tema-tema disusun secara integratif.
Satu mata pelajaran tidak hanya mempelajari mata pelajaran tersebut saja,
tetapi mengaitkannya dengan mata pelajaran lain yang langsung dihubungkan
dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran yang bersifat tematis ini dikemukakan oleh Susan
Kovalik (1993:5) dalam Armstrong (2002:90-91). Kovalik mengistilahkan pembelajaran tematis
ini dengan ITI atau Integrated Thematic Introduction. Model ITI ini membagi tema pertahun kemudian
dibagi lagi menjadi tema perbulan perminggu.
Di tempat lain model ITI ini dibagi persemester atau triwulan, kemudian
dibagi perunit pembelajaran.
Dalam penelitian ini, Rencana Pembelajaran disusun
pertiga kali pertemuan dengan satu tema umum yang sama yakni menulis
surat. Tema ini diberi tema subpertemuan
yang diintegrasikan dalam depalan kecerdasan majemuk.
Guru yang akan menyusun Rencana Pembelajaran dengan
pendekatan multiple intelligences harus menerjemahkan materi-materi yang
diajarkannya dari satu kecerdasan kepada kecerdasan yang lain. Misalnya, bagaimana guru dapat menerjemahkan
simbol linguistik tidak ke dalam simbol bahasa lain, tetapi ke dalam simbol
kecerdasan lain yang berupa gambar, ekpresi fisik, musik, logika, interaksi
sosial, atau hubungan intrapersonal.
Dalam Armstrong (2002:89) berikut adalah
tujuh langkah yang dapat dilakukan untuk memulai menyusun Rencana Pembelajaran multiple
intelligences :
1.
Memusatkan
perhatian pada tujuan dan topik tertentu.
Guru membuat sebuah peta pikiran
setelah memilih sebuah topik pembelajaran.
Tuliskan tujuan atau topik di tengah-tengah kertas (contoh lihat bagan
2.4).
2.
Menjawab
pertanyaan kunci multiple intelligences.
Bagan 2.4 akan menjelaskan langkah
yang akan dilakukan guru setelah memilih topik dan tujuan.
1.
Mempertimbangkan
kemungkinan lain.
Tabel berikut memberikan pertimbangan
teknik, alat, serta bahan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran multiple
intelligences. Guru disarankan untuk
mencari kembali bahan atau teknik lain yang dianggap sesuai dengan kondisi
siswa.
3. Mempertimbangkan
kemungkinan lain.
Tabel berikut memberikan pertimbangan
teknik, alat, serta bahan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran multiple
intelligences. Guru disarankan untuk
mencari kembali bahan atau teknik lain yang dianggap sesuai dengan kondisi
siswa.
Ringkasan Delapan Cara Mengajar
Kecerdasan |
Teknik Pembelajaran |
||
Kegiatan Mengajar
|
Bahan atau Alat Mengajar
|
Cara Pengajaran
|
|
Linguistik
|
Uraian,
diskusi,permainan kata, bercerita, deklamasi, jurnal, menulis
|
Buku,
tape recorder, mesin tik, beberapa set stempel, buku kaset
|
Membacanya,
menuliskannya, membicarakannya, mendengarkannya.
|
Matematis-Logis
|
Pengasah
otak, pemecah masalah, eksperimen ilmiah, mencongak, permainan angka,
berpikir kritis.
|
Kalkulator,
manipulasi matematika, perlengkapan sains, permainan matematika
|
Menghitungnya,
berpikir kritis tentangnya, memasukkannya ke dalam kerangka logis,
bereksperimen dengannya.
|
Spasial
|
Presentasi
visual, kegiatan seni, game imajinasi, pemetaan pikiran, metafora,
visualisasi.
|
Grafik,
peta, video, rangkaian konstruksi LEGO, bahan-bahan seni, ilusi optik,
kamera, perpustakaan gambar-gambar
|
Melihatnya,
menggambarnya, memvisualisasikannya, mewarnainya, memetakannya.
|
Kinestetis-Jasmani
|
Hands-on
learning, drama, olah raga yang mengandung materi pelajaran, kegiatan taktil
(berkaitan dengan indra perasa), latihan rekasasi.
|
Peralatan
bangunan, tanah liat, peralatan olah raga, bahan belajar yang dapat
diutak-atik dan taktil.
|
Membangunnya,
melakukannya, menyentuhnya, merasa ingin membongkar pasang, menariknya.
|
Musikal
|
Pelajaran
yang berirama, menari rap, menggunakan lagu yang mengandung materi pelajaran.
|
Tape
recorder, koleksi kaset, alat-alat musik.
|
Menyanyikannya,
menarikannya dengan ketukan, mendengarkannya.
|
Interpersonal
|
Belajar
kelompok, mengajari teman sekelas, ikut kegiatan masyarakat, pertemuan
sosial, simulasi.
|
Board
game, perbekalan pesta, peralatan persiapan pentas.
|
Mengajarkannya,
bekerja sama dengannya, berinteraksi dengannya.
|
Intrapersonal
|
Pengajaran
perseorangan, belajar mandiri, kebebasan memilih bidang pelajaran,
pembentukan sikap penghargaan diri.
|
Materi-materi
yang berkenaan dengan diri, jurnal, bahan untuk menyelenggarakan proyek.
|
Menghubungkan
dengan kehidupan pribadi Anda, membuat pilihan sesuai dengan prosesnya,
merefleksikannya.
|
Naturalis
|
Studi
alam, kesadaran ekologis, kepedulian pada binatang
|
Tanaman,
binatang, peralatan naturalis (misalnya teropong), alat-alat berkebun.
|
Menghubungkannya
dengan makhluk dan fenomena alam.
|
Armstrong,2002:84-85
Guru mencurahkan gagasannya dalam
lembar perencanaan seperti yang tercantum dalam bagan berikut ini. Spesifikkan segala sesuatu yang bersifat
teknis. Misalnya media “kaset rekaman”
disempurnakan menjadi “kaset rekaman serial televisi surat sahabat edisi
sekian”.
5. Memilih
kegiatan yang cocok.
Setelah mencurahkan gagasan, guru
memilih beberapa kegiatan yang cocok lalu melingkari salah satu gagasan yang
cocok dengan kondisi lapangan.
6. Menyusun
Rencana Pembelajaran.
Setelah itu, guru merancang Rencana
Pembelajaran sesuai sistem kurikulum yang ada.
7. Menjalankan
rencana.
Setelah Rencana Pembelajaran disusun,
guru mengumpulkan bahan materi pelajaran yang mendukung, membuat atau mencari
media pembelajaran, kemudian guru menjalankan
Rencana Pembelajaran yang telah disusun tadi.
0 komentar:
Posting Komentar