Selasa, 19 Agustus 2014

RENCANA PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES

Rencana Pembelajaran Multiple Intelligences

Penyusunan Rencana Pembelajaran dilakukan pada tahap persiapan pembelajaran.  Dalam Husen dan Rahman (1997:3) istilah Rencana Pembelajaran dijabarkan dengan istilah Perencanaan Pembelajaran.  Menurut Husen, perencanaan adalah suatu proses penyusunan serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang sesuai  dengan tujuan yang telah ditetapkan.  Sedangkan pembelajaran bermakna suatu proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.  Jadi, perencanaan pembelajaran berarti suatu proses penyusunan serangkaian kegiatan untuk menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Husen, Akhlan dan Rahman,1997:3).
Istilah Rencana Pembelajaran (Renpel) sering dibedakan maknanya dengan istilah silabus, ataupun Satuan Pembelajaran (Satpel).  Pengertian silabus dalam ‘Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian KBK’ adalah susunan teratur materi pembelajaran mata pelajaran tertentu pada kelas atau semester tertentu (2003:30).  Satuan Pelajaran (Satpel) adalah istilah untuk Rencana Pembelajaran pada Kurikulum 1994 dan kurikulum sebelumnya.  Jadi, sebenarnya ketiga istilah di atas memiliki makna yang sama untuk silabus pada KBK.  Hanya saja perlu ditambahkan untuk berapa kali pertemuankah silabus ataupun Renpel tersebut.
Penelitian ini menggunakan istilah Rencana Pembelajaran untuk menghilangkan pengaburan persepsi dengan silabus.
Selain itu, pada tataran guru-guru sekolah, istilah Rencana Pembelajaran lebih banyak digunakan.  Alasan lain pemilihan istilah Renpel karena Rencana Pembelajaran dalam penelitian ini  ini dikhususkan untuk setiap satu kali pertemuan. 
 Dalam penyusunan Rencana Pembelajaran multiple intelligences ditetapkan sebuah istilah Rencana Pembelajaran yang bersifat tematis.  Tema-tema disusun secara integratif.  Satu mata pelajaran tidak hanya mempelajari mata pelajaran tersebut saja, tetapi mengaitkannya dengan mata pelajaran lain yang langsung dihubungkan dengan kehidupan nyata. 
Pembelajaran yang bersifat tematis ini dikemukakan oleh Susan Kovalik (1993:5) dalam Armstrong (2002:90-91).  Kovalik mengistilahkan pembelajaran tematis ini dengan ITI atau Integrated Thematic Introduction.  Model ITI ini membagi tema pertahun kemudian dibagi lagi menjadi tema perbulan perminggu.  Di tempat lain model ITI ini dibagi persemester atau triwulan, kemudian dibagi perunit pembelajaran.  
Dalam penelitian ini, Rencana Pembelajaran disusun pertiga kali pertemuan dengan satu tema umum yang sama yakni menulis surat.  Tema ini diberi tema subpertemuan yang diintegrasikan dalam depalan kecerdasan majemuk.
Guru yang akan menyusun Rencana Pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences harus menerjemahkan materi-materi yang diajarkannya dari satu kecerdasan kepada kecerdasan yang lain.  Misalnya, bagaimana guru dapat menerjemahkan simbol linguistik tidak ke dalam simbol bahasa lain, tetapi ke dalam simbol kecerdasan lain yang berupa gambar, ekpresi fisik, musik, logika, interaksi sosial, atau hubungan intrapersonal.
Dalam Armstrong (2002:89) berikut adalah tujuh langkah yang dapat dilakukan untuk memulai menyusun Rencana Pembelajaran multiple intelligences :
1.         Memusatkan perhatian pada tujuan dan topik tertentu.
Guru membuat sebuah peta pikiran setelah memilih sebuah topik pembelajaran.  Tuliskan tujuan atau topik di tengah-tengah kertas (contoh lihat bagan 2.4).
2.         Menjawab pertanyaan kunci multiple intelligences. 
          Bagan 2.4 akan menjelaskan langkah yang akan dilakukan guru setelah memilih topik dan tujuan.


1.    Mempertimbangkan kemungkinan lain.
Tabel berikut memberikan pertimbangan teknik, alat, serta bahan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran multiple intelligences.  Guru disarankan untuk mencari kembali bahan atau teknik lain yang dianggap sesuai dengan kondisi siswa. 
 

3.    Mempertimbangkan kemungkinan lain.
Tabel berikut memberikan pertimbangan teknik, alat, serta bahan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran multiple intelligences.  Guru disarankan untuk mencari kembali bahan atau teknik lain yang dianggap sesuai dengan kondisi siswa. 


Ringkasan Delapan Cara Mengajar

 
Kecerdasan
Teknik Pembelajaran
Kegiatan Mengajar
Bahan atau Alat Mengajar
Cara Pengajaran

Linguistik
Uraian, diskusi,permainan kata, bercerita, deklamasi, jurnal, menulis
Buku, tape recorder, mesin tik, beberapa set stempel, buku kaset
Membacanya, menuliskannya, membicarakannya, mendengarkannya.
Matematis-Logis
Pengasah otak, pemecah masalah, eksperimen ilmiah, mencongak, permainan angka, berpikir kritis.
Kalkulator, manipulasi matematika, perlengkapan sains, permainan matematika
Menghitungnya, berpikir kritis tentangnya, memasukkannya ke dalam kerangka logis, bereksperimen dengannya.
Spasial
Presentasi visual, kegiatan seni, game imajinasi, pemetaan pikiran, metafora, visualisasi.
Grafik, peta, video, rangkaian konstruksi LEGO, bahan-bahan seni, ilusi optik, kamera, perpustakaan gambar-gambar
Melihatnya, menggambarnya, memvisualisasikannya, mewarnainya, memetakannya.
Kinestetis-Jasmani
Hands-on learning, drama, olah raga yang mengandung materi pelajaran, kegiatan taktil (berkaitan dengan indra perasa), latihan rekasasi.
Peralatan bangunan, tanah liat, peralatan olah raga, bahan belajar yang dapat diutak-atik dan taktil.
Membangunnya, melakukannya, menyentuhnya, merasa ingin membongkar pasang, menariknya.
Musikal
Pelajaran yang berirama, menari rap, menggunakan lagu yang mengandung materi pelajaran.
Tape recorder, koleksi kaset, alat-alat musik.
Menyanyikannya, menarikannya dengan ketukan, mendengarkannya.
Interpersonal
Belajar kelompok, mengajari teman sekelas, ikut kegiatan masyarakat, pertemuan sosial, simulasi.
Board game, perbekalan pesta, peralatan persiapan pentas.
Mengajarkannya, bekerja sama dengannya, berinteraksi dengannya.
Intrapersonal
Pengajaran perseorangan, belajar mandiri, kebebasan memilih bidang pelajaran, pembentukan sikap penghargaan diri.
Materi-materi yang berkenaan dengan diri, jurnal, bahan untuk menyelenggarakan proyek.
Menghubungkan dengan kehidupan pribadi Anda, membuat pilihan sesuai dengan prosesnya, merefleksikannya.
Naturalis
Studi alam, kesadaran ekologis, kepedulian pada binatang
Tanaman, binatang, peralatan naturalis (misalnya teropong), alat-alat berkebun.
Menghubungkannya dengan makhluk dan fenomena alam.
Armstrong,2002:84-85

4   Curah gagasan.
Guru mencurahkan gagasannya dalam lembar perencanaan seperti yang tercantum dalam bagan berikut ini.  Spesifikkan segala sesuatu yang bersifat teknis.  Misalnya media “kaset rekaman” disempurnakan menjadi “kaset rekaman serial televisi surat sahabat edisi sekian”.

     5.   Memilih kegiatan yang cocok.
Setelah mencurahkan gagasan, guru memilih beberapa kegiatan yang cocok lalu melingkari salah satu gagasan yang cocok dengan kondisi lapangan.
     6.   Menyusun Rencana Pembelajaran.
Setelah itu, guru merancang Rencana Pembelajaran sesuai sistem kurikulum yang ada. 
     7. 
Menjalankan rencana.
Setelah Rencana Pembelajaran disusun, guru mengumpulkan bahan materi pelajaran yang mendukung, membuat atau mencari media pembelajaran,  kemudian guru menjalankan Rencana Pembelajaran yang telah disusun tadi.
 

0 komentar:

Posting Komentar

Lets Go