Ini Dia Detergen Alami dari Getah Biduri

Biduri atau calotropis gigantae
Ketua
tim peneliti deterjen tersebut Devy Setyana, Selasa (22/7/2014),
mengatakan getah tanaman biduri memiliki kandungan saponin dan enzim
protease yang mampu bertindak sebagai deterjen alami.
Saponin
adalah jenis glikosida yang dapat membentuk buih dalam air serta dapat
mengangkat kotoran dan menurunkan tegangan air, sedangkan protease
adalah enzim yang dapat merombak protein.
"Keberadaan enzim
protease dapat membantu kinerja saponin dalam membersihkan noda karena
kemampuannya dalam memecah protein yang merupakan salah satu komponen
utama kotoran pakaian," kata Devy.
Dikatakan, biduri merupakan
tanaman lokal Indonesia yang ketersediaannya cukup melimpah. Tanaman ini
termasuk mudah tumbuh dan tidak bersifat musiman, tapi masih minim
pemanfaatan, bahkan sebagian masyarakat masih menganggap hama karena
mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan gatal-gatal.
Dengan
netralisasi menggunakan HCl pada konsentrasi aman sebesar 0,2-1 persen,
sebenarnya hal itu dapat diatasi, sehingga masyarakat bisa mengambil
manfaat dari saponin dan protease yang ada pada tanaman biduri.
Menyinggung
proses pembuatan deterjen alami itu, Devy menjelaskan menggunakan
nanoteknologi sebagai suatu rekayasa molekuler yang mengubah partikel
berskala nanometer.
Nanoteknologi ini akan meningkatkan kemampuan deterjen untuk membersihkan noda karena makin kecil partikel akan makin memudahkan masuk ke serat kain terkecil.
Nanoteknologi ini akan meningkatkan kemampuan deterjen untuk membersihkan noda karena makin kecil partikel akan makin memudahkan masuk ke serat kain terkecil.
Partikel Nano
Selain
itu partikel nano yang berukuran kecil juga akan meningkatkan daya
degradasi deterjen, sehingga lebih mudah diurai oleh mikroorganisme.
Proses nanofikasi ini menggunakan freeze drying (mesin pengering beku
pada suhu minus) yang mampu mengecilkan partikel deterjen sampai 800
nanometer.
Teknologi ini, kata Devy, juga memungkinkan
terbentuknya kristalisasi ekstrak getah biduri, sehingga menjadi bubuk.
Setelah mengalami proses pengujiian yang dilakukan dengan mencuci noda
cokelat pada kain dengan perendaman 5 menit dan pengucekan 1 menit,
terbukti deterjen alami berbahan getah biduri ini mampu menyamai
kemampuan deterjen komersial.
Deterjen dari getah biduri itu juga
diuji toksisitas dan nilai baku mutu limbah deterjen untuk menguji
tingkat biodegradable (kemampuan terurai di alam).
Hasilnya, nilai
baku mutu limbah deterjen getah biduri lebih rendah dari batas maksimum
ketetapan baku mutu limbah pada deterjen komersial, sehingga lebih
ramah lingkungan.
"Saat ini hasil penelitian Bio-Nano Surf sudah
didaftarkan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dan
akan diikutkan pada konferensi ilmiah di Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dan Selandia Baru," ujarnya.
Latar Belakang
Mengenai latar belakang penelitian untuk menciptakan deterjen alami tersebut, Devy mengaku penggunaan zat aktif surfaktan Alkil Benzena Sulfonat (ABS) dan Linear Alkil Sulfonat (LAS) pada produk pembersih detergen diketahui menimbulkan dampak negatif bagi makhluk hidup.
Sebab, zat tersebut adalah bahan aktif berbahaya yang sulit diuraikan oleh mikroorganisma, sehingga dapat mencemari lingkungan, khususnya air sungai, bahkan menyebabkan kematian pada biota laut.
Selain itu, kandungan ABS dan LAS pada deterjen juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan akibat residu cemaran yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan iritasi kulit.
Kelima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) yang melakukan penelitian tersebut adalah Devy Setyana, M.Arham, Sugiyati Ningrum, Anggi Nurvianti dan Nur Oktavia Suci. (Antara)
Mengenai latar belakang penelitian untuk menciptakan deterjen alami tersebut, Devy mengaku penggunaan zat aktif surfaktan Alkil Benzena Sulfonat (ABS) dan Linear Alkil Sulfonat (LAS) pada produk pembersih detergen diketahui menimbulkan dampak negatif bagi makhluk hidup.
Sebab, zat tersebut adalah bahan aktif berbahaya yang sulit diuraikan oleh mikroorganisma, sehingga dapat mencemari lingkungan, khususnya air sungai, bahkan menyebabkan kematian pada biota laut.
Selain itu, kandungan ABS dan LAS pada deterjen juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan akibat residu cemaran yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan iritasi kulit.
Kelima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) yang melakukan penelitian tersebut adalah Devy Setyana, M.Arham, Sugiyati Ningrum, Anggi Nurvianti dan Nur Oktavia Suci. (Antara)
0 komentar:
Posting Komentar