Selasa, 19 Agustus 2014

KETERAMPILAN MENULIS SURAT (KORESPONDENSI)



1.  Pentingnya Menulis Surat
            Sejak zaman prasejarah manusia telah mengenal surat.  Mulai dari bentuk yang sederhana berupa lembaran daun kering, lempengan tulang-belulang, serpihan kayu, hingga kertas yang berbungkus amplop.  Zaman pun berganti, kini media komunikasi surat semakin tergeser oleh hadirnya alat telekomunikasi yang lebih canggih.  Di awal abad 21 Alexander Graham Bell menemukan alat yang bernama telepon.  Kini telepon berkembang menjadi faksimili, telepon seluler, dan e-mail. 
Namun, hakikat berkomunikasi melalui surat jelas sangat berbeda dengan berkomunikasi melalui telepon, SMS (Short Message System), bahkan chatting via internet.  Menurut O. Setiawan Djuharie, dkk. dalam “Surat-Menyurat Serbaguna, Panduan Korespondensi Bahasa Indonesia”, beberapa kelebihan surat dibandingkan media komunikasi yang lain adalah :
a.           biaya relatif murah;
b.           tidak terikat tempat dan waktu;
c.            dapat diarsipkan sebagai tanda bukti;
d.           pesan sampai ke tujuan sesuai dengan sumbernya;
e.           pesan dapat dibaca berulang-ulang.
Selain memiliki beberapa kelebihan di atas, menulis melalui media surat memiliki kekhasan tersendiri.  Menulis melalui media surat tidak terkekang oleh batas karakter huruf.  Menulis surat dalam artian berkorespondensi akan menambah hobi baru, yakni menjadi pengoleksi perangko atau filatelis. 
Perangko adalah benda kecil unik yang  tidak dimiliki oleh media elektronik manapun. Perangko adalah benda bernilai nominal yang mampu menyampaikan surat ataupun pesan barang seseorang ke tempat tujuan yang diinginkan.  Selain nilai nominal, perangko pun memuat gambar bertema, tahun terbit, dan negara pemroduksi perangko.  Sama halnya dengan uang kuno, perangko dapat dikoleksi dan akan bernilai tinggi jika telah dikoleksi bertahun-tahun.  Mengoleksi perangko berarti menyimpan sejarah perkembangan dunia perposan, baik pos Indonesia maupun internasional.    

2.  Pengertian Surat (Korespondensi)
Dalam (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, surat (n) adalah kertas yang bertulis (berbagai isi dan maksudnya).  Kata surat berbeda maknanya dengan kata surat-menyurat. Kata surat-menyurat masih menurut KBBI adalah (1) berkirim-kiriman surat dan (2) perihal tulis menulis (karang-mengarang) surat.  Istilah surat-menyurat dalam KBBI dipadankan dengan istilah korespondensi.
Dengan demikian, kata surat baru bermakna tulisan yang berisi pesan atau informasi dalam secarik kertas.  Sedangkan kata korespondensi lebih pada pemaknaan surat yang dikirimkan dan mendapatkan balasan sehingga terjadi timbal balik dalam proses menulis surat itu.
Menurut Djuharie, dkk. ada beberapa definisi surat jika diklasifikasikan menjadi beberapa kriteria.  Beberapa kriteria pembagian surat itu berdasarkan (1) sifat isinya, (2) wujud penuturannya, dan (3) fungsinya.
            Definisi surat berdasarkan sifat isinya adalah jenis karangan paparan, sebab pengirim surat mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkannya dan dirasakannya melalui surat.  Berdasarkan wujud penuturannya, surat merupakan percakapan tertulis, dari seseorang kepada seseorang, dari seseorang kepada lembaga, dari lembaga kepada lembaga.  Apabila ditinjau menurut fungsinya, maka surat bermakna sarana komunikasi tertulis, komunikasi itu bisa berupa pengumuman, pemberitahuan, keterangan, dan sebagainya (2001:11).

3.  Fungsi Surat
Selain sebagai alat komunikasi tertulis, Djuharie, dkk. (2001:12)  dalam sumber yang sama pun menjelaskan beberapa fungsi surat lainnya.  Berikut adalah beberapa fungsi surat selain sebagai alat komunikasi.
a.           Surat sebagai wakil penulis.
b.           Surat sebagai alat bukti historis.
c.            Surat sebagai pedoman pelaksanaan kerja.
d.           Surat sebagai pengingat.
e.           Surat sebagai alat bukti tertulis.
f.             Surat sebagai alat untuk memperpendek jarak dan penghemat tenaga.
Butir ‘c’ lebih dispesifikasikan sebagai salah satu fungsi surat resmi atau surat yang dikeluarkan oleh lembaga kepada lembaga, perseorangan kepada lembaga atau sebaliknya.
Fungsi surat sebagai wakil penulis artinya surat adalah wakil dari curahan gagasan, perasaan dan pengalaman penulisnya.  Dalam surat pribadi fungsi surat ini lebih menonjol. 
Fungsi surat sebagai alat bukti tertulis artinya surat tidak akan lapuk oleh perkembangan zaman.  Surat tidak akan dihapus karena kapasitas penyimpan pesan yang penuh, atau surat tidak akan lenyap seketika karena hardisk komputer yang hang. 
Fungsi surat sebagai bukti historis artinya surat akan menjadi saksi sejarah bahwa pada tanggal, hari, dan tahun sekian pernah terkirim sebuah kabar tentang suatu hal yang penting.  Surat pun akan menjadi saksi sejarah kehidupan di masa tua.
Fungsi surat sebagai pengingat artinya surat akan menjadi bagian  kenangan hidup yang abadi.  Surat yang telah dikirim beberapa tahun silam akan menjadi kenangan hari ini.  Surat yang dikirim hari ini akan menjadi kenangan atau pengingat di beberapa tahun mendatang. 
Terakhir, fungsi surat sebagai alat untuk memperpendek jarak dan menghemat tenaga artinya surat adalah alat yang praktis dan ekonomis.  Menulis surat hanya membutuhkan secarik kertas, sebuah amplop, sebuah perangko dan  sebuah pena.  Setelah itu, penulis langsung mengutarakan tujuannya mengirim surat dalam kalimat-kalimat yang tidak terbatas kemudian mengirimkannya melalui kantor pos.

4.  Jenis-jenis Surat
            Ada beberapa kategori untuk mengklasifikasikan jenis-jenis surat.  Namun, dalam penelitian ini, hanya akan dipilih tiga kriteria pengklasifikasian jenis-jenis surat.  Menurut Djuharie, dkk. (2001:13), tiga klasifikasi itu adalah berdasarkan (1) wujud surat, (2) pembuat surat, dan (3) pesan surat.
            Klasifikasi jenis-jenis surat berdasarkan wujud surat dibagi menjadi empat macam.
1.           Kartu pos
Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10x15 cm.  Lembaran kertas ini biasanya tebal sehingga berbentuk kartu.  Kegunaan surat melalui kartu pos untuk menyampaikan pesan yang singkat dan pesan dapat diketahui oleh orang lain.

2.           Warkat pos
Warkat pos berupa surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas cetakan yang dapat dilipat menjadi amplop.  Jadi lembaran kertas warkat pos juga merupakan bagian amplopnya.  Kegunaan surat ini untuk menyampaikan pesan yang lebih panjang namun tidak boleh diketahui isinya oleh orang luar.  Warkat pos dapat dibeli di kantor pos.  Namun, kini jarang orang yang menggunakannya
  
3.           Telegram
Telegram disebut juga sebagai surat kawat.  Surat jenis ini adalah surat yang dikirim dari pesawat telelegram dengan waktu dan pesan yang relatif singkat.  Telegram terdiri atas telegram umum, telegram dinas, dan telegram biasa.  Telegram semakin jarang digunakan bahkan mungkin tidak digunakan lagi sama sekali.  Posisi telegram kini lebih digantikan oleh maraknya pengguna telepon seluler yang bisa menyampaikan pesan melalui SMS (Short Message System).

4.           Surat bersampul
Surat bersampul adalah surat yang dibungkus oleh amplop tertutup.  Surat ini berisi berita yang lebih lengkap dan luas.  Isi surat pun dirahasiakan dari  orang lain.  Melalui surat bersampul inilah orang bisa menyampaikan informasi sedetail-detailnya dan sebanyak-banyaknya.  Surat bersampul dikirim dengan perangko dengan variasi harga yang berbeda.  Jenis surat inilah yang menjadi titik utama dalam penelitian ini.
Jenis surat berdasarkan pembuatnya dapat diklasifikasikan menjadi :
1). Surat pribadi
2).  Surat resmi
Surat pribadi adalah surat yang ditulis atas nama pribadi yang berisikan pesan yang bersifat pribadi dan ditujukan kepada teman, saudara, atau instansi tertentu.  Sedangkan surat resmi adalah surat yang dibuat oleh suatu instansi, lembaga atau perusahaan tertentu yang ditujukan kepada seseorang atau instansi lain.  Contoh-contoh surat resmi adalah surat dinas, surat niaga, surat sosial, dan sejenisnya.
Jenis surat berdasarkan pesan surat dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.    surat keluarga, yaitu surat yang berisi masalah-masalah keluarga atau kekeluargaan.  Misalnya surat untuk orang tua, saudara, teman, dan sebagainya.
2.    surat setengah resmi, yaitu surat yang dikirim oleh perseorangan kepada sebuah lembaga.  Misalnya surat lamaran pekerjaan, surat permohonan cuti, surat pengunduran diri, dan lain-lain.
3.    surat sosial, yaitu surat yang dibuat lembaga sosial atau sebuah yayasan untuk perseorangan atau lembaga lain.  Misalnya surat permohonan bantuan dana sosial dan sejenisnya.
4.    surat niaga, yaitu surat yang dikeluarkan oleh perusahaan perniagaan.  Misalnya surat penagihan utang lelang, penawaran niaga, lelang barang, atau pun surat pesanan barang.
5.    surat dinas, yaitu surat yang dikeluarkan sebuah instansi pemerintah atau organisasi lain yang berisi permasalahan kepemerintahan.  Contoh surat dinas misalnya surat perintah, surat tugas, surat keputusan, dan sebagainya.
6.    surat pengantar, yaitu surat yang berfungsi sebagai pengantar seseorang dari sebuah lembaga atau perseorangan untuk memudahkan hubungan dengan pihak penerima surat.

5.  Surat (Korespondensi) bagi Siswa Sekolah Dasar
Surat (korespondensi) dalam penelitian ini adalah surat yang ditulis oleh siswa Sekolah Dasar sebagai bagian dari proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di kelas IV.    Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang dikeluarkan pada bulan November 2003, kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam pembelajaran menulis surat  di kelas IV ini adalah “siswa mampu menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang komunikatif”.  Sedangkan indikator pembelajaran yang harus dicapai adalah “siswa mampu menulis surat tentang pengalaman dan cita-cita dengan gaya penceritaan yang menarik dan menggunakan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) yang tepat”.
Jenis surat yang ditulis oleh siswa adalah surat pribadi.  Siswa diharapkan mampu mengembangkan imajinasi dan pergaulannya dengan menyurati sahabat pena yang belum pernah dikenalnya.  Balasan surat yang akan berujung pada proses korespondensi akan menjadi motivasi tersendiri bagi siswa untuk gemar menulis.
Pembelajaran menulis surat (korespondensi) ini akan disampaikan dengan teknik multiple intelligences yang akan merangkul semua delapan kecerdasan yang dimiliki siswa.

0 komentar:

Posting Komentar

Lets Go