Multiple Intelligences dan Evaluasi Pembelajaran
Jenis penilaian yang ditawarkan multiple intelligences
adalah penilaian autentik. Penilaian
autentik mengutamakan penilaiannya pada proses bukan hasil. Ada dua syarat dalam penilaian
autentik. Syarat pertama observasi,
kedua adalah syarat pendokumentasian karya.
Syarat obervasi artinya guru adalah orang yang harus paling mengetahui
perkembangan belajar siswa. Perkembangan
belajar siswa terus menerus dipantau berdasarkan proses belajar mereka di kelas
atau pun di luar kelas. Sedangkan syarat
pendokumentasian terdiri atas beberapa jenis, yaitu catatan tertulis(catatan
prestasi akademis dan nonakademis mereka), contoh hasil karya (dokumen yang
berisi hasil karya siswa), kaset (rekaman ketika siswa membaca atau
mendongeng), videotape (dokumentasi rekaman kemampuan siswa yang tidak
bisa didokumentasikan dengan cara lain), fotografi (kamera untuk
mendokumentasikan karya siswa), jurnal siswa (siswa membuat jurnal untuk
mendokumentasikan karya mereka di sekolah), grafik buatan siswa (siswa membuat
catatan kemajuan akademik dengan grafik), tes informal (tes menitikberatkan
pada penilaian kualitatif), wawancara siswa (siswa mengemukakan hal lain di
luar sekolah yang lebih luas), centang (menggunakan format centang untuk
mengetahui keterampilan siswa), peta kelas (perhatikan pola pergerakan siswa
berdasarkan peta kelas), catatan kalender (siswa mencatat kegiatan mereka
sehari-hari di peta kalender).
Berkaitan dengan istilah penilaian autentik tadi,
penelitian ini menggunakan konsep penilaian autentik yang juga sejalan dengan
jenis penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Penilaian autentik menurut Hayat (2003:3)
dalam Sulistiany Idris (2004:1) adalah proses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Masih menurut Hayat (2003:3), prinsip-prinsip yang harus
diterapkan dalam penilaian autentik adalah :
a.
proses penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses pembelajaran;
b.
penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan
masalah dunia sekolah;
c.
penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan
kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar;
d.
penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor).
Dalam Sulistiany Idris (2004:1) alat penilaian autentik
yang disarankan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah jurnal,
rubrik, portofolio, karya tulis siswa, penampilan siswa, lembar observasi,
lembar kegiatan siswa, pekerjaan rumah, dan tes tertulis.
Instrumen tes dalam peneltian ini berupa penilaian
rubrik. Instrumen rubrik terdiri atas
dua jenis, yakni rubrik analitik (penilaian dengan skala angka) dan rubrik
holistik (penilaian dengan menggunakan catatan tingkat keberhasilan
siswa). Berikut ini adalah contoh
penilaian rubrik analitik dan rubrik holistik
Contoh Alat Penilaian Keterampilan Menulis dengan Rubrik Analitik
No
|
Aspek
|
Skor
|
Indikator
|
1
|
Urutan Peristiwa
|
25
|
Urutan Peristiwa disusun secara runtut
|
2
|
Tahapan Peristiwa
|
25
|
Tahapan peristiwa ditulis secara jelas
|
3
|
Detail Peristiwa
|
20
|
Detail cerita dikembangkan dengan memadai
|
4
|
Hikmah cerita
|
20
|
Ada hikmah yang dipetik penulis
|
5
|
Ejaan/Tanda Baca
|
10
|
Tidak ada kesalahan penulisan ejaan/tanda baca.
|
Sulstiany
Idris,2004:2
Contoh Penilaian Keterampilan Menulis dengan Rubrik
Holistik
No |
Tingkatan
|
Indikator
|
1
|
Wow,
hebat sekali!
|
|
2
|
Bagus
cukup membanggakan!
|
|
3
|
Lumayan,
tetapi perlu perbaikan!
|
|
4
|
Belajar
lebih giat lagi, ya!
|
|
5
|
Aduh,
kasihan deh!
|
|
Sulistiany
Idris,2004:3
0 komentar:
Posting Komentar