Selasa, 19 Agustus 2014

MULTIPLE INTELLIGENCES DAN EVALUASI PEMBELAJARAN



Multiple Intelligences dan Evaluasi Pembelajaran

Jenis penilaian yang ditawarkan multiple intelligences adalah penilaian autentik.   Penilaian autentik mengutamakan penilaiannya pada proses bukan hasil.   Ada dua syarat dalam penilaian autentik.  Syarat pertama observasi, kedua adalah syarat pendokumentasian karya.  Syarat obervasi artinya guru adalah orang yang harus paling mengetahui perkembangan belajar siswa.  Perkembangan belajar siswa terus menerus dipantau berdasarkan proses belajar mereka di kelas atau pun di luar kelas.  Sedangkan syarat pendokumentasian terdiri atas beberapa jenis, yaitu catatan tertulis(catatan prestasi akademis dan nonakademis mereka), contoh hasil karya (dokumen yang berisi hasil karya siswa), kaset (rekaman ketika siswa membaca atau mendongeng), videotape (dokumentasi rekaman kemampuan siswa yang tidak bisa didokumentasikan dengan cara lain), fotografi (kamera untuk mendokumentasikan karya siswa), jurnal siswa (siswa membuat jurnal untuk mendokumentasikan karya mereka di sekolah), grafik buatan siswa (siswa membuat catatan kemajuan akademik dengan grafik), tes informal (tes menitikberatkan pada penilaian kualitatif), wawancara siswa (siswa mengemukakan hal lain di luar sekolah yang lebih luas), centang (menggunakan format centang untuk mengetahui keterampilan siswa), peta kelas (perhatikan pola pergerakan siswa berdasarkan peta kelas), catatan kalender (siswa mencatat kegiatan mereka sehari-hari di peta kalender).
Berkaitan dengan istilah penilaian autentik tadi, penelitian ini menggunakan konsep penilaian autentik yang juga sejalan dengan jenis penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).  Penilaian autentik menurut Hayat (2003:3) dalam Sulistiany Idris (2004:1) adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Masih menurut Hayat (2003:3), prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam penilaian autentik adalah :
a.    proses penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran;
b.    penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah;
c.    penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar;
d.    penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor).
Dalam Sulistiany Idris (2004:1) alat penilaian autentik yang disarankan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah jurnal, rubrik, portofolio, karya tulis siswa, penampilan siswa, lembar observasi, lembar kegiatan siswa, pekerjaan rumah, dan tes tertulis.
Instrumen tes dalam peneltian ini berupa penilaian rubrik.  Instrumen rubrik terdiri atas dua jenis, yakni rubrik analitik (penilaian dengan skala angka) dan rubrik holistik (penilaian dengan menggunakan catatan tingkat keberhasilan siswa).  Berikut ini adalah contoh penilaian rubrik analitik dan rubrik holistik 
           Contoh Alat Penilaian Keterampilan Menulis dengan Rubrik Analitik 
No
Aspek
Skor
Indikator
1
Urutan Peristiwa
25
Urutan Peristiwa disusun secara runtut
2
Tahapan Peristiwa
25
Tahapan peristiwa ditulis secara jelas
3
Detail Peristiwa
20
Detail cerita dikembangkan dengan memadai
4
Hikmah cerita
20
Ada hikmah yang dipetik penulis
5
Ejaan/Tanda Baca
10
Tidak ada kesalahan penulisan ejaan/tanda baca.
Sulstiany Idris,2004:2



Contoh Penilaian Keterampilan Menulis dengan Rubrik Holistik

No
Tingkatan
Indikator
1
Wow, hebat sekali!
  1. Urutan peristiwa runtut
  2. Tahapan peristiwa jelas
  3. Detail cerita memadai
  4. Ada hikmah dari peristiwa yang ditulis
  5. Tidak ada kesalahan ejaan/tanda baca
2
Bagus cukup membanggakan!
  1. urutan peristiwa runtut
  2. tahapan peristiwa jelas
  3. detail cerita memadai
  4. belum ada hikmah dari peristiwa yang ditulis
  5. ada beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca.
3
Lumayan, tetapi perlu perbaikan!
  1. urutan peristiwa runtut
  2. tahapan peristiwa jelas
  3. detail cerita kurang memadai
  4. tidak ada hikmah dari peristiwa yang diceritakan
  5. ada beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca
4
Belajar lebih giat lagi, ya!
  1. urutan peristiwa runtut
  2. tahapan peristiwa kurang jelas
  3. detail cerita kurang memadai
  4. tidak ada hikmah dari peristiwa yang ditulis
  5. ada beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca
5
Aduh, kasihan deh!
  1. urutan peristiwa tidak runtut
  2. tahapan peristiwa tidak jelas
  3. detail cerita tidak memadai
  4. tidak ada hikmah dari peristiwa yang ditulis
  5. banyak kesalahan ejaan dan tanda baca

Sulistiany Idris,2004:3
 

0 komentar:

Posting Komentar

Lets Go